Selasa, 23 Desember 2014



Dalam diamku ku torehkan bayang-bayangmu disetiap nafas berhembus, tak bisa dan tak akan bisa aku melupakanmu saatku masih mengingat dan merasa hidup, bukanlah berapa banyak ku dapat darimu, tapi seberapa banyak aku merindu saat dunia tak lagi mengijinkan kita bersama, disaat itu aku bersama nafasku melalui waktu tanpamu.
Sesak dan menyakitkan kasih, sakit dengan peluh rindu dan khawatir akan tanpamu disini, aku sangat merindu mu di kala malam membentangkan sang jubbah hitamnya , aku tak mampu membuka mataku untuk melihat dunia karena semua terasa pengap dan gelap.
Tahukah nan jauh hari aku menanti kedatangan mu disini, di penantian panjangku ,aku tak mau semua nya jika tanpamu, serasa ingin menjadi tulang rusukmu saja, agar ku tak bisa jauh darimu, walaupun ku tiada di penglihatanmu. Kasih…. Berulang kali aku menangis saat di dekat mu dan jauh darimu, itu karena engkau sudah menjadi bagianku, saat kau tak Nampak, maka saat itu aku kehilangan sebuah hal dari  jiwaku, dan aku tak bisa sempurna menjalani semuanya tanpa kata dan sapa mu kasih.
Hari ini, entah keberapa ribu hari aku menunggu mu untuk menenangkan dan mengobati sakitku, aku akan bertahan disini dengan sisa waktu usiaku, tanpa ingin lagi aku berkata aku akan pergi, karena aku akan lebih membiarkan rasaku menikmati waktu saat merindukanmu.
Imulsi cinta yang sudah tak jarang ku tuangkan pada baris kata itu ku baca berulang –ulang , sudah tak terhitung lagi aku menghabiskan berapa banyak air mata ku yang jatuh dan tumpah karena mu, karena rindu, karena khawatir, tak jarang karena cemburu, cemburu pada waktu yang kau habiskan lebih banyak dengan hal lain dibandingkan denganku.
Harusnya aku sadar waktu dan jarak yang tak berpihak pada kita itu karena jalan yang kau pilih untuk memperjuangkan ku, demi masa depan dan mimpi-mimpi kita. Dan maafkan aku yang kadang tak mengerti dan  tak mau mengerti posisi mu dalam memperjuangkanku, aku selalu minta banyak waktu mu untuk sekedar memanja ku, menemani dan mengobati rinduku , semuanya aku minta karena aku sudah tidak mampu lagi tanpamu walau sedetik. Selalu ku bertanya kemana? Darimana? Itu hanya benakku yang tak berhenti mengharappkanmu kasih.
Setiap waktu yang kususuri setahun ini ku lalui denganmu, begitu banyak hal yang ku dapat darimu, kadang hal manis bahkan pahit, ku kenang semua hal itu, hal yang membuat mataku tak lelah menangisimu, hati yang tak lelah menyebut namamu, dan nafas yang tak lelah menanti kehadiranmu.
Kamu …kamu… dan selalu kamu yang bisa merubah banyak hal dari ku, selalu membuatku kadang bertingkah diluar daya nalar orang normal. Ya?! Kadang kamu yang buat ku gila, merengek-rengek menunggu mu mengabariku, aku lah yang selalu haus kasih sayangmu,aku lah yang selalu mengkhawatirkanmu dalam setiap perjalanan perjuanganmu, aku sselalu ingin tahu apa yang terjadi padamu. Aku mencintaimu lebih dari diriku sendiri, berlebihankah ku berucap seperti ini, yang kadang aku lebih peduli dengan mu dibandingkan  keadaan ku sendiri saat kesibukan melanda.
Cukup sajalah cintamu untukku , tak mau lagi aku merasa perasaan yang sama padamu terjadi pada orang lain, karena  bagiku kau pantas dicintai dan ku puja. Tak ada lagi yang mampu mengalihkan hati dan pandanganku selain padamu. Dengarlah dan bertahan disana untukku. Aku bukan saja orang yang kau perjuangkan tapi aku adalah orang yang sama-sama ingin  berjuang untuk menebus kesuksesan yang telah kita mimpikan dan idamkan selama ini.
Jangan bosan hangatkan aku dengan sederet kata sayangmu, sesungguhnya jarak yang terbentang beribu kilo antara kita hanya sebuah ujian untuk menguji rasa kerinduan kita, sabarlah aku akan senantiasa hadir dalam bayang rindumu, tak akan pernah ku lelah menyemangati dan memberimu rayuan sabar untuk setiap hal sulit yang akan kau alami.
Dunia memang tak bisa ku beli dengan harga yang ku perjuangkan untukmu, tapi deretan ketulusan, kerinduan, kasih dan sayang ku sudah melimpah hanya untuk seorang yang karenanya ku merasa berarti dan ku temukan kesempurnaan ku didirimu .
Tak akan bisa lagi aku menjauh selangkah pun dari tempat ini menghindari dari kasih mu, karena ku sudah begitu kecanduan akan hal indah yang senantiasa kau persembahkan untukmu.
Dari kedinginan malam ku rasa dekapan hangatmu, dari mentari pagi kurasa ketulusanmu, dari cahaya remang bulan ku bermandi purnama rindu yang senantiasa kau buat untukku, ya merindu dan merindu.tak pernah lekang ku mengingatmu disela kesibukan ku, di waktu luangku, di setiap nafasku, yang kadang tak jarak sesak karena ku lupa cara bernafas dari ingatan ku penuh semua tentangmu.
Bagaimana ini? Aku tak  mungkin bisa lepas darimu, aku tak mungkin lagi bisa berlari tanpa nafas mu di sisi ku, aku sangat bergantung pada apa yang ada di dirimu sayangku.
Ceritaku tak bisa terhenti lagi saat tangan ini menari menulis namamu, faizal, faizal, faizal,,, sampai ku tak mampu berhembus untuk bernafas mungkin saat itulah ku berhenti menulis dan bercerita tentang mu. Masih kah kau rasa ragu akan rasaku, masih beranikah menilaiku orang lain, masih adakah celah cemburu butamu,masih relakah aku pergi tanpa pamit , setelah ku beribu kata mengucap cinta ku padamu. Jika memang belum cukup semua kata dan rasaku yang kau baca ini, aku tak akan lelah menyusuri setiap bait puisi ku dengan mu , aku tak akan lelah menulis semua tentang rasa cinta dan rinduku pada mu, sehingga kau yang akan lelah dan mengalah untuk membaca semua catatan ku tentangmu,.
Diaryku sudah tak berupa, kini telah usang dimakan usia dan namamu disana selalu menyertai bait-bait syairku, pernahkah aku lupa padamu? Tidak sedikit waktu pun ku tak pernah melupakanmu, di penghujung September lalu saat ku pergi darimu pun aku tak pernah menghapus nama-namamu di catatan kecilku, alhasil ku semakin banyak menulis surat rindu untuk mu, dan apa kau tahu soal ini? Tahu kah engkau tentang beribu lembar buku ku yangku habiskan untukmu? Tahukah seberapa banyak tumpah nya air mataku karena merindukan mu? Tahukah seberapa lukaku yang tergores karena kepergianku, semua hal yang ku alami sejak ku mengenal mu, sejak orang-orang tak suka akan kedekatan ku denganmu, tentang rasa ragu yang bersemayam beberapa tahun menilaimu. Tahu kah itu? Jawab ! diam!
Dan saat ini aku mulai menyemerbakan cintaku ini pada dunia, dengan rasa was-was akan khawatir mengecewakan orang tuaku, yang tak mengijinkan putri sulungnya ini bermain hati dan mencintai seorang adam. Dan itu ku jaga dengan sisa-sisa rasa takut . tapi perlahan rasa takutku memudar kadang ku banyak tingkah denganmu , antara rasa sadar dan tidak aku mulai menyerahkan waktu-waktu ku padamu.
Apa yang bisa ku sesali detik ini, saat semua telah terjadi , saat ku berusaha menghindari hasratmu, kini tak lagi bisa ku hindari, aku tak lagi bisa menterjemahkan rasa takutku kali ini saat ku menghinggapi hidup hari ini, apa lagi yang bisa ku berikan pada diriku sendiri saat semua berubah menjadi sebuah rasa takut dan khawatir jika itu terjadi, tapi aku tidak boleh takut dengan semua yang telah terjadi, saat semua meninggalkanku, aku yakin DIA akan senantiasa ada saat ku mengetuk dan memanggil asma-asma Nya, aku titip semua rasa cinta dan rinduku padanya, cinta yang telah ENGKAU anugerahi  hingga ku lupa diri. Kini ku kembali padamu ALLAHKU.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar