Dalam diamku ku torehkan bayang-bayangmu disetiap nafas berhembus, tak
bisa dan tak akan bisa aku melupakanmu saatku masih mengingat dan merasa hidup,
bukanlah berapa banyak ku dapat darimu, tapi seberapa banyak aku merindu saat
dunia tak lagi mengijinkan kita bersama, disaat itu aku bersama nafasku melalui
waktu tanpamu.
Sesak dan
menyakitkan kasih, sakit dengan peluh rindu dan khawatir akan tanpamu disini,
aku sangat merindu mu di kala malam membentangkan sang jubbah hitamnya , aku
tak mampu membuka mataku untuk melihat dunia karena semua terasa pengap dan
gelap.
Tahukah nan jauh
hari aku menanti kedatangan mu disini, di penantian panjangku ,aku tak mau
semua nya jika tanpamu, serasa ingin menjadi tulang rusukmu saja, agar ku tak
bisa jauh darimu, walaupun ku tiada di penglihatanmu. Kasih…. Berulang kali aku
menangis saat di dekat mu dan jauh darimu, itu karena engkau sudah menjadi
bagianku, saat kau tak Nampak, maka saat itu aku kehilangan sebuah hal
dari jiwaku, dan aku tak bisa sempurna
menjalani semuanya tanpa kata dan sapa mu kasih.
Hari ini, entah
keberapa ribu hari aku menunggu mu untuk menenangkan dan mengobati sakitku, aku
akan bertahan disini dengan sisa waktu usiaku, tanpa ingin lagi aku berkata aku
akan pergi, karena aku akan lebih membiarkan rasaku menikmati waktu saat
merindukanmu.
Imulsi cinta yang
sudah tak jarang ku tuangkan pada baris kata itu ku baca berulang –ulang ,
sudah tak terhitung lagi aku menghabiskan berapa banyak air mata ku yang jatuh
dan tumpah karena mu, karena rindu, karena khawatir, tak jarang karena cemburu,
cemburu pada waktu yang kau habiskan lebih banyak dengan hal lain dibandingkan
denganku.
Harusnya aku
sadar waktu dan jarak yang tak berpihak pada kita itu karena jalan yang kau
pilih untuk memperjuangkan ku, demi masa depan dan mimpi-mimpi kita. Dan
maafkan aku yang kadang tak mengerti dan
tak mau mengerti posisi mu dalam memperjuangkanku, aku selalu minta banyak
waktu mu untuk sekedar memanja ku, menemani dan mengobati rinduku , semuanya
aku minta karena aku sudah tidak mampu lagi tanpamu walau sedetik. Selalu ku
bertanya kemana? Darimana? Itu hanya benakku yang tak berhenti mengharappkanmu
kasih.
Setiap waktu yang
kususuri setahun ini ku lalui denganmu, begitu banyak hal yang ku dapat darimu,
kadang hal manis bahkan pahit, ku kenang semua hal itu, hal yang membuat mataku
tak lelah menangisimu, hati yang tak lelah menyebut namamu, dan nafas yang tak
lelah menanti kehadiranmu.
Kamu …kamu… dan
selalu kamu yang bisa merubah banyak hal dari ku, selalu membuatku kadang
bertingkah diluar daya nalar orang normal. Ya?! Kadang kamu yang buat ku gila,
merengek-rengek menunggu mu mengabariku, aku lah yang selalu haus kasih
sayangmu,aku lah yang selalu mengkhawatirkanmu dalam setiap perjalanan
perjuanganmu, aku sselalu ingin tahu apa yang terjadi padamu. Aku mencintaimu
lebih dari diriku sendiri, berlebihankah ku berucap seperti ini, yang kadang
aku lebih peduli dengan mu dibandingkan
keadaan ku sendiri saat kesibukan melanda.
Cukup sajalah
cintamu untukku , tak mau lagi aku merasa perasaan yang sama padamu terjadi
pada orang lain, karena bagiku kau
pantas dicintai dan ku puja. Tak ada lagi yang mampu mengalihkan hati dan
pandanganku selain padamu. Dengarlah dan bertahan disana untukku. Aku bukan
saja orang yang kau perjuangkan tapi aku adalah orang yang sama-sama ingin berjuang untuk menebus kesuksesan yang telah
kita mimpikan dan idamkan selama ini.
Jangan bosan
hangatkan aku dengan sederet kata sayangmu, sesungguhnya jarak yang terbentang
beribu kilo antara kita hanya sebuah ujian untuk menguji rasa kerinduan kita,
sabarlah aku akan senantiasa hadir dalam bayang rindumu, tak akan pernah ku
lelah menyemangati dan memberimu rayuan sabar untuk setiap hal sulit yang akan
kau alami.
Dunia memang tak
bisa ku beli dengan harga yang ku perjuangkan untukmu, tapi deretan ketulusan,
kerinduan, kasih dan sayang ku sudah melimpah hanya untuk seorang yang
karenanya ku merasa berarti dan ku temukan kesempurnaan ku didirimu .
Tak akan bisa
lagi aku menjauh selangkah pun dari tempat ini menghindari dari kasih mu,
karena ku sudah begitu kecanduan akan hal indah yang senantiasa kau
persembahkan untukmu.
Dari kedinginan
malam ku rasa dekapan hangatmu, dari mentari pagi kurasa ketulusanmu, dari
cahaya remang bulan ku bermandi purnama rindu yang senantiasa kau buat untukku,
ya merindu dan merindu.tak pernah lekang ku mengingatmu disela kesibukan ku, di
waktu luangku, di setiap nafasku, yang kadang tak jarak sesak karena ku lupa
cara bernafas dari ingatan ku penuh semua tentangmu.
Bagaimana ini?
Aku tak mungkin bisa lepas darimu, aku
tak mungkin lagi bisa berlari tanpa nafas mu di sisi ku, aku sangat bergantung
pada apa yang ada di dirimu sayangku.
Ceritaku tak bisa
terhenti lagi saat tangan ini menari menulis namamu, faizal, faizal, faizal,,,
sampai ku tak mampu berhembus untuk bernafas mungkin saat itulah ku berhenti
menulis dan bercerita tentang mu. Masih kah kau rasa ragu akan rasaku, masih
beranikah menilaiku orang lain, masih adakah celah cemburu butamu,masih relakah
aku pergi tanpa pamit , setelah ku beribu kata mengucap cinta ku padamu. Jika
memang belum cukup semua kata dan rasaku yang kau baca ini, aku tak akan lelah
menyusuri setiap bait puisi ku dengan mu , aku tak akan lelah menulis semua
tentang rasa cinta dan rinduku pada mu, sehingga kau yang akan lelah dan
mengalah untuk membaca semua catatan ku tentangmu,.
Diaryku sudah tak
berupa, kini telah usang dimakan usia dan namamu disana selalu menyertai
bait-bait syairku, pernahkah aku lupa padamu? Tidak sedikit waktu pun ku tak
pernah melupakanmu, di penghujung September lalu saat ku pergi darimu pun aku
tak pernah menghapus nama-namamu di catatan kecilku, alhasil ku semakin banyak
menulis surat rindu untuk mu, dan apa kau tahu soal ini? Tahu kah engkau
tentang beribu lembar buku ku yangku habiskan untukmu? Tahukah seberapa banyak
tumpah nya air mataku karena merindukan mu? Tahukah seberapa lukaku yang
tergores karena kepergianku, semua hal yang ku alami sejak ku mengenal mu, sejak
orang-orang tak suka akan kedekatan ku denganmu, tentang rasa ragu yang
bersemayam beberapa tahun menilaimu. Tahu kah itu? Jawab ! diam!
Dan saat ini aku
mulai menyemerbakan cintaku ini pada dunia, dengan rasa was-was akan khawatir
mengecewakan orang tuaku, yang tak mengijinkan
putri sulungnya ini bermain hati dan mencintai seorang adam. Dan itu ku jaga
dengan sisa-sisa rasa takut . tapi perlahan rasa takutku memudar kadang ku
banyak tingkah denganmu , antara rasa sadar dan tidak aku mulai menyerahkan waktu-waktu
ku padamu.
Apa yang bisa ku
sesali detik ini, saat semua telah terjadi , saat ku berusaha menghindari
hasratmu, kini tak lagi bisa ku hindari, aku tak lagi bisa menterjemahkan rasa
takutku kali ini saat ku menghinggapi hidup hari ini, apa lagi yang bisa ku
berikan pada diriku sendiri saat semua berubah menjadi sebuah rasa takut dan
khawatir jika itu terjadi, tapi aku tidak boleh takut dengan semua yang telah
terjadi, saat semua meninggalkanku, aku yakin DIA akan senantiasa ada saat ku
mengetuk dan memanggil asma-asma Nya, aku titip semua rasa cinta dan rinduku
padanya, cinta yang telah ENGKAU anugerahi
hingga ku lupa diri. Kini ku kembali padamu ALLAHKU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar